“Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.” (Luk 15: 32)
Seorang anak muda yang seminggu lagi akan dibebaskan dari penjara menulis surat kepada keluarganya: “Ayah, saya memang telah melakukan kesalahan yang sangat besar yang mungkin tidak dapat diampuni karena telah mempermalukan nama ayah dan juga keluarga kita. Saya telah menjalani hukuman yang harus saya tanggung, dan seminggu lagi saya akan dibebaskan. Pada hari dibebaskan saya akan naik bis yang lewat di depan rumah kita, dan jika saya melihat ada seutas pita merah tergantung di pintu rumah, itu berarti bahwa saya masih diterima di keluarga kita. Tetapi jika tidak, saya akan meneruskan perjalanan saya dan tidak akan pernah kembali ke rumah kita lagi untuk selamanya.”
Di hari ketika anak muda itu dibebaskan, ia naik sebuah bis. Semakin dekat bis itu dengan rumahnya, semakin deg-degan hatinya. Ia takut jika ia tidak akan melihat seutas pita merah tergantung di pintu rumahnya. Tetapi ketika bis hampir sampai di depan rumahnya, ia melihat ayah dan ibunya berdiri di depan rumah mereka sambil membentangkan sebuah spanduk besar bertuliskan “Welcome home, my dear son”. Anak itu tahu, ia diterima oleh orangtuanya. Penyambutan mereka ternyata lebih dari apa yang diharapkannya.
Saudara, bukankah setiap kali kita melakukan suatu kesalahan/dosa, hal yang muncul dalam diri kita adalah rasa takut untuk mendekati Tuhan. Kita takut untuk berdoa, takut untuk beribadat kepadaNya sehingga lama-kelamaan kita akan merasa kering secara rohani. Itu terjadi karena pemahaman kita yang seringkali salah mengenai Tuhan. Kita terlalu sering menganggapNya sebagai raja yang otoriter, pemarah dan senang menghukum setiap kali kita berbuat kesalahan.
Melalui perumpamaan tentang anak yang hilang dalam Lukas 15:11-32, Tuhan Yesus memperkenalkan aspek yang ‘baru’ mengenai Allah, yaitu sisi ke-Bapa-anNya. Seberapa besarpun dosa yang pernah kita perbuat. Tidak peduli seberapa sering kita menyakiti hatiNya, Ia adalah Bapa yang sangat mengasihi anak-anakNya dan tidak pernah mengingat dosa-dosa kita yang telah diampuniNya. Ia selalu menunggu kita dengan hati yang penuh kerinduan supaya kita kembali kepadaNya sehingga Ia dapat memeluk dan memulihkan kita lagi. Jangan biarkan Ia menunggu terlalu lama. (SRS)Doa: Bapa, kasihMu terlalu besar untuk mengampuni semua dosa-dosaku. Tolongku agar jangan aku berdosa lagi kepadaMu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar