Selasa, 16 Maret 2010

APAKAH ARTI SALIB BAGI ANDA?


Roma 6: 10
“Sebab kematianNya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupanNya adalah kehidupan bagi Allah.”


Orang yang tidak percaya dan tidak mau menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, seringkali mengejek dan menghina kematian Kristus di kayu salib sebagai suatu kebodohan. Kemalangan yang nampaknya sangat menyedihkan dan penderitaan mengerikan dalam penyaliban Kristus memang sulit untuk diterima dengan akal sehat manusia yang berdosa. Yesus menjalani penyalibanNya bagaikan seekor anak domba yang dibawa ke pembantaian. Ia pasrah kepada kehendak Allah Bapa yang menghendaki supaya diriNya menjadi jalan penebusan ganti pehukuman Allah atas dosa dan kejahatan manusia.

Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. (I Kor 1: 18) Orang yang tidak mau menerima pengorbanan Yesus mengira bahwa Dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah karena dosa dan kejahatannya. (Yes 53: 4) Mereka tidak mengerti dan itu sebabnya mereka menghina Dia. Tetapi mereka yang menerima pengorbanan Yesus merasa bersyukur karena Yesus telah mencurahkan darahNya bagi dosa-dosanya dan menerima kesembuhan bagi tubuhnya oleh karena bilur-bilurNya.(Yes 53: 5)

Jadi, apakah arti Salib Kristus bagi Anda sekarang? Rasul Paulus menjelaskan bahwa kematian Kristus adalah kematian bagi dosa dan kehidupanNya adalah bagi Allah. Dalam ayat berikutnya Rasul Paulus menjelaskan bahwa kita yang percaya kepada Yesus juga harus hidup seperti demikian, yaitu mati bagi dosa dan memberikan hidupnya bagi Allah dalam Kristus Yesus. (Roma 6: 11)

Paskah bukanlah sekedar peringatan tentang apa yang Tuhan Yesus telah kerjakan bagi kita lewat kematianNya di kayu salib dan peristiwa kebangkitanNya dari antara orang mati, tetapi juga harus diapplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita harus berani menanggung salib kita dimana Tuhan telah menempatkan kita. Jangan lagi berkompromi dengan dosa apapun juga, tetapi hiduplah dalam kekudusan dan kebenaran bagi Allah dalam Kristus Yesus. (PHM)

Doa: Terima kasih Tuhan Yesus untuk salibMu yang mulia. Tolongku untuk mampu menanggung salibku dan serahkan hidupku bagiMu. Amin.

Surat Cinta

1 Korintus 13:1
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing


Ketika engkau mengucapkan “Selamat Pagi!” setelah kita bertengkar hebat kemarin malamnya, aku diam saja karena menjawabmu saat itu terasa di bawah batas harga diriku sebagai laki-laki. Namun…takkan pernah kulupakan keceriaanmu ketika mengucapkan: “Hati-hati di jalan, sampai nanti ya,” ketika aku hendak berangkat kerja. Kalimat-kalimat itulah yang membuatku berjanji kepada diriku sendiri akan menghargaimu seumur hidupku.

Demikian ditulis oleh Mitsuo Enomoto kepada istrinya. Surat itu menjadikan dia juara pertama kontes “Surat Cinta oleh Manula” tahun 2000 di Jepang.

Memang begitulah Saudara, keadaan rumah tangga kita dapat mengalami “pasang-surut”, terlebih lagi keadaan akhir-akhir ini membuat banyak keluarga Kristen mengalami cobaan berat dalam bidang hubungan keluarga, ekonomi, dan krisis iman. Tetapi puji Tuhan, Dia selalu menolong kita.

Resep agar kita tetap teguh dalam menghadapi cobaan, maka kuatkanlah iman keluarga Saudara melalui membaca atau mendengarkan Firman Allah (Roma 10:17; Ibrani 11:1), dan giatlah dalam melayani segala pekerjaanNya sesuai dengan talenta yang Tuhan berikan. (1 Kor 15:28) Pastilah Tuhan akan pulihkan dari segala sesuatu yang menjadi beban Saudara. Tuhan Yesus memberkati keluarga Saudara. (WB)

Doa: Tuhan Yesus, aku berterima kasih untuk pasangan hidup yang Engkau berikan kepadaku. Ajarku untuk mengasihi pasanganku dan menerima semua kekurangannya sebagaimana Engkau telah menerima dan mengasihi aku. Amin.

Bangkit dan hidup


Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Yohanes 11:25,26. Baru saja perang di Gaza antara Israel dan Hamas selesai. Lebih dari seribu orang tercatat mati. Mulai dari orangtua, pemuda sampai kepada anak-anak tak luput dari kekejaman sebuah perang. Nyawa dengan mudahnya melayang. Kenyataan ini menggugah sebagian orang bertanya dalam ketakutan: Kemana mereka pergi setelah mati? Adakah kehidupan setelah kematian?

Alkitab tidak pernah melihat dunia sebagai surga. Dunia memang telah rusak bahkan menuju kebinasaannya setelah kejatuhan manusia dalam dosa. Dunia bagi kita adalah tempat persinggahan untuk sementara. Bagi kita tanah air sesungguhnya adalah surga. Jadi kematian bukanlah hal yang menakutkan. Kematian pasti terjadi bahkan kepada semua umat manusia yang ada di muka bumi ini. Kematian justru akhir dari kehidupan fana untuk mulai pada kehidupan kekal di surga. Kita merindukan surga itu, tempat dimana tak ada lagi air mata dan tangisan pilu.

Bagaimana dengan mereka yang belum percaya kepada Kristus? Akhir mereka memang telah ditentukan. Tetapi bukan tidak mungkin mereka pun dapat kenal Kristus. Menjadi tugas saya dan Anda untuk memperkenalkan Kristus pada mereka. Buatlah mereka bertemu dengan juruselamat dunia yaitu Yesus Kristus. Buatlah mereka dengar perkataan Yesus: Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.

Saya sungguh percaya bila mereka kenal Kristus, kematian tidak lagi jadi misteri yang menakutkan. Tetapi akan jadi sebuah sukacita besar, sebab mereka bertemu dengan Kristus yang akan membangkitkan mereka dari kematian dan memberikan kehidupan kekal di surga. Jadi marilah bersaksi tentang Kristus yang mati tetapi bangkit untuk dapat memberikan kehidupan kepada dunia! (TW)

Doa: Tuhan Yesus, saya mau pergi bersaksi tentang Engkau. Biarlah RohMu menuntun mulutku mengucapkan kata yang tepat sehingga orang mengenal Engkau. Amin.

Jumat, 12 Maret 2010

Pembalasan itu bukan hak-ku tetapi hak-Ku.


Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Roma 12:19

Dunia yang kita lihat sekarang dari televisi adalah dunia yang mempertontonkan kekerasan, kemarahan dan balas membalas. Kita tentu masih ingat dengan perang di Jalur Gaza. Korban demi korban yang jatuh diabaikan oleh kedua pihak yang bertikai. Mereka sepertinya tidak peduli dengan kematian orang lanjut usia, wanita bahkan anak-anak. Masing-masing pihak dengan argumen mereka sendiri berusaha melegitimasi apa yang mereka lakukan. Mereka kehilangan cara untuk dapat menyelesaikan konflik dengan damai.

Salah satu argumen yang sering mengemuka adalah apa yang dilakukan semata hanyalah reaksi balasan atas pihak lawan. Dan bila kita mau jujur dalam konteks yang lebih kecil, bukankah hal yang sama juga sering kita lakukan? Kita sering bilang, “Rasain, sekarang terima balasanku.” Daripada belajar mengampuni orang yang bersalah, kita sering tergoda untuk membalas perbuatan mereka atas kita. Padahal bila saja mereka tahu maka mereka pun akan membalas kita. Akhirnya jadilah sebuah episode cerita yang tidak tahu kapan dimulai dan kapan berakhirnya.

Nasihat firman Tuhan tegas: janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, pembalasan itu adalah hak-Ku. Bukan hak-ku. Allah mengasihi kita, tetapi Allah juga mengasihi musuh kita. Allah menghendaki semua orang selamat. Itu isi hati Allah. Bila demikian apa yang seharusnya kita lakukan?

Ada baiknya kita belajar mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Dengan mengampuni kita memberi tempat kepada Allah untuk melakukan pembalasan. Dan bila Allah melakukan pembalasan untuk membela kita, yang saya yakini Allah tidak melakukan pehukuman tetapi pendisiplinan kepada mereka. Tujuan Allah: siapa tahu dengan melihat kebesaran Allah yang membela orang benar, hati dan pikiran mereka terbuka. Mereka bertobat dan akhirnya mereka menjadi selamat, sama seperti kita. Bukankah itu indah?!

Doa: Tuhan Yesus, Engkau baik bahkan kepada musuhku. Aku mau menunjukkan kasihku kepada mereka dengan mengampuni kesalahan mereka. Aku berdoa biarlah mereka juga boleh terima keselamatan dari-Mu sepertiku. Amin.

Kamis, 11 Maret 2010

ARTI KASIH KARUNIA ALLAH


Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri. Efesus 2: 8-9

Kasih karunia Allah seringkali salah dimengerti dan dianggap remeh oleh orang beriman yang hidupnya tidak sungguh-sungguh di hadapan Tuhan. Memang, kita telah menerima anugerah keselamatan di dalam Kristus Yesus dengan tidak perlu membayar apa-apa, tidak perlu menjadi anggota sebuah gereja tertentu lebih dulu atau melakukan perbuatan penyiksaan diri sendiri atau berbuat baik seperti yang diajarkan oleh agama-agama lainnya. Anugerah keselamatan diberikan secara cuma-cuma bagi setiap orang yang percaya kepada pengorbanan Kristus di kayu salib untuk membayar tebusan dosa dan kesalahan kita di hadapan Allah. Namun satu hal yang perlu diperhatikan adalah setelah menerima keselamatan dari Tuhan, maka kita harus menjaga keselamatan itu dengan sebaik mungkin agar jangan sampai anugerah Allah itu hilang karena dosa dan kesalahan yang kita lakukan akibat kurang menghargai keselamatan itu.

Penulis surat Ibrani memberitahukan kepada kita bahwa tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. (Ibr 11: 6) Dengan iman itu juga kita menjalani hidup keselamatan kita di dalam Tuhan Yesus Kristus. Ia mau supaya kita memelihara dan menjunjung tinggi harga keselamatan yang Tuhan Yesus berikan kepada kita. Dalam pengertian tersebut, Allah mau supaya kita hidup dalam kekudusan dan kebenaran serta tidak melakukan lagi semua dosa-dosa dan kesalahan yang pernah kita perbuat dahulu. Mengapa hal ini sangat penting? Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. (Ibr 10: 26-27)

Marilah kita memeriksa diri kita masing-masing. Apakah selama ini kita telah menghargai kasih karunia Allah itu? Ataukah kita terlena dengan kehidupan yang berdosa dan menyakiti hati Allah dengan setiap pikiran, perkataan dan perbuatan kita sehari-hari. Kiranya Roh Kudus menolong kita untuk menghargai kasih karunia Allah itu. (PHM)

Doa: Tolongku Roh Kudus untuk menghargai kasih karuniaMu dengan hidup yang berkenan dan menyenangkan hatiMu. Amin.

sumber:http://www.gpdi-ketapang.com/index.php?option=com_content&task=view&id=517&Itemid=82

Rabu, 10 Maret 2010

WELCOME HOME



“Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.” (Luk 15: 32)


Seorang anak muda yang seminggu lagi akan dibebaskan dari penjara menulis surat kepada keluarganya: “Ayah, saya memang telah melakukan kesalahan yang sangat besar yang mungkin tidak dapat diampuni karena telah mempermalukan nama ayah dan juga keluarga kita. Saya telah menjalani hukuman yang harus saya tanggung, dan seminggu lagi saya akan dibebaskan. Pada hari dibebaskan saya akan naik bis yang lewat di depan rumah kita, dan jika saya melihat ada seutas pita merah tergantung di pintu rumah, itu berarti bahwa saya masih diterima di keluarga kita. Tetapi jika tidak, saya akan meneruskan perjalanan saya dan tidak akan pernah kembali ke rumah kita lagi untuk selamanya.”

Di hari ketika anak muda itu dibebaskan, ia naik sebuah bis. Semakin dekat bis itu dengan rumahnya, semakin deg-degan hatinya. Ia takut jika ia tidak akan melihat seutas pita merah tergantung di pintu rumahnya. Tetapi ketika bis hampir sampai di depan rumahnya, ia melihat ayah dan ibunya berdiri di depan rumah mereka sambil membentangkan sebuah spanduk besar bertuliskan “Welcome home, my dear son”. Anak itu tahu, ia diterima oleh orangtuanya. Penyambutan mereka ternyata lebih dari apa yang diharapkannya.

Saudara, bukankah setiap kali kita melakukan suatu kesalahan/dosa, hal yang muncul dalam diri kita adalah rasa takut untuk mendekati Tuhan. Kita takut untuk berdoa, takut untuk beribadat kepadaNya sehingga lama-kelamaan kita akan merasa kering secara rohani. Itu terjadi karena pemahaman kita yang seringkali salah mengenai Tuhan. Kita terlalu sering menganggapNya sebagai raja yang otoriter, pemarah dan senang menghukum setiap kali kita berbuat kesalahan.

Melalui perumpamaan tentang anak yang hilang dalam Lukas 15:11-32, Tuhan Yesus memperkenalkan aspek yang ‘baru’ mengenai Allah, yaitu sisi ke-Bapa-anNya. Seberapa besarpun dosa yang pernah kita perbuat. Tidak peduli seberapa sering kita menyakiti hatiNya, Ia adalah Bapa yang sangat mengasihi anak-anakNya dan tidak pernah mengingat dosa-dosa kita yang telah diampuniNya. Ia selalu menunggu kita dengan hati yang penuh kerinduan supaya kita kembali kepadaNya sehingga Ia dapat memeluk dan memulihkan kita lagi. Jangan biarkan Ia menunggu terlalu lama. (SRS)

Doa: Bapa, kasihMu terlalu besar untuk mengampuni semua dosa-dosaku. Tolongku agar jangan aku berdosa lagi kepadaMu. Amin.

Selasa, 09 Maret 2010

BULE dan WIN 100

Pagi itu di salah satu kota ‘terpanas’ di Indonesia, saya duduk di mobil, parkir di depan sebuah klinik, menunggu saudara yang check up.

Hampir mengantuk karena lama menunggu, sebuah pemandangan mengejutkan saya.
Tampak sebuah sepeda motor butut mendekat, Honda Win 100, dengan dua orang berboncengan.

Belum langsung kaget. Ketika dekat, baru kena kagetnya. Ternyata sepasang cowok-cewek itu bule! Mungkin orang Jerman (sok tahunya saya).

Dari penampilannya, mereka keren abis! Ransel, jaket, kaos, celana dan aksesoris, semua North Face original; sepatu hiking yang kokoh mengalas kaki; apalagi kacamata-nya, ngga nahan booo … Oakley gitu lohh!

Menurut teman, mereka peneliti; keponakan saya bilang mereka turis yang banyak duit, menurut kakak saya, mungkin mereka misionaris.

Hmm … bagi saya mereka aneh.

Kenapa?

Pertama, ya ampyuuun … ngapain juga si bule yang ganteng dan cantik itu naik Honda Win 100?

Tidak keren bos! Khan ada Honda Tiger, Suzuki FU, atau Yamaha Vixion!

Win 100 itu khan motor dinasnya pegawai kantor kecamatan di daerah terpencil. Bukan motor gaul!

Kedua, astaga … motor itu bisa malu dengan baju yang ente pake bos! Jaket ditambah kaca mata saja, harganya sudah lebih mahal dari harga motor tua itu. Apalagi ditambah sepatu … wah, mending ganti motor deh …

Ketiga, keempat, kelima, hmm … bisa panjang daftar anehnya.

Supaya tidak terlalu panjang, saya tutup perjalanan pikiran saya dengan keanehan penutup: mereka tahu bergaya ngga sih? Yang asik dong …

Eh, ternyata walaupun sudah ditutup, perjalanan pikiran saya belum diizinkan berakhir. Karena keanehan mereka bertambah lagi.

Saat masuk ke dalam klinik, si cowok mengeluarkan sebuah benda dari ranselnya. Mirip termos kecil.

Kalau yang seperti itu sih, saya sudah pernah lihat di TV. Biasanya untuk diisi contoh darah pasien, contoh tumbuhan/hewan, contoh lapisan tanah, dll.

Karena mereka singgah di klinik, kemungkinan besar itu adalah contoh darah pasien untuk diperiksa di laboratorium.

Kesadaran baru ini membuat saya melirik kembali Win 100 yang sempat terhina tadi:
berdebu tebal, sisa-sisa percikan lumpur mengotori bodi motor, bahkan bagian bawah motor tertutupi tanah.

Rupanya mereka benar-benar dari pedalaman! Karena di propinsi ini banyak daerah pegunungan yang masih sulit dijangkau oleh sarana kesehatan yang memadai.

Pikiran saya berubah: dia Win 100 yang gagah! Bukankah Win 100 terbukti motor paling hebat di daerah pegunungan dan pedalaman?

Dia mengalahkan Tiger dan Vixion, apalagi FU. Memang kurang bergaya, tetapi sangat berguna dan berperan penting. Dia hebat.

Saya lalu melihat diri.

Saya teringat pernah bertemu cowok keren ber-jaket North Face di mall.

Saya tertunduk malu karena punya kacamata Oakley yang tidak pernah dipakai selain untuk menyetir mobil.

Lalu tersenyum kecut karena ingat waktu remaja pernah merengek dibelikan sepatu sport mahal yang malah dipakai untuk ke gereja!

Pasangan ini berbeda. Mereka memakai semua faslitas dengan tepat: bukan untuk gaya atau ikut-ikutan mode, namun karena kebutuhan.

Sedih memperhatikan kecenderungan zaman ini:
ketika semua nilai ditentukan dari gaya dan mode;
ketika semua yang keren dan gaul sangat dipuja dan dikejar,
sementara yang biasa-biasa saja sering diremehkan.

Terus-terang tadinya saya anggap mereka bule kampungan. Tetapi ternyata pola pikir saya-lah yang agak katro seperti Tukul Arwana.

Seorang manusia dikatakan maju jika berwawasan luas, modern, praktis, ekonomis, dan terdidik dengan baik.

Bagaimana awalnya? Tentu diawali dengan kesadaran untuk tahu menempatkan diri dengan tepat.

Apa artinya hidup semarak tapi tidak berguna? Apa artinya hebat tanpa dinikmati orang? Apa artinya potensi tanpa perkembangan?

Bagaikan Win 100 di pedalaman, Ferrari di trek balap, dan MX di medan Indonesia, jadilah berguna di manapun anda berada!

Saya untuk Kauditan, Arthur untuk Tangerang, Pak Robby untuk Palu, Eunike untuk Jogja,
Seperti si bule dan Win 100nya, untuk kesehatan masyarakat pedalaman.

:) God bless!

(heath)